Pages

Kamis, 08 Januari 2009

APAKAH “KEJUJURAN” DAPAT MENDATANGKAN KEBAIKAN?????

Memang tak mudah untuk mengungkapkan suatu “kejujuran” padahal ada suatu pendapat “kejujuran itu pahit, namun meskipun kejujuran itu pahit, namun tetaplah berusahalah untuk selalu menanamkan kejujuran…”. Salah sangka terhadap apa yang kita ungkapkan memang kerap kali terjadi, bahkan dapat menjadi boomerang ataupun dendam yang kan membara di dalam dada. Itulah sebagi bukti bahwa ternyata banyak juga manusia yang tidak dapat menerima “kejujuran”.

Namun, membina suatu hubungan tanpa ada “kejujuran” bagai langit tanpa bintang, mungkin ungkapan seperti demikianlah yang mengharuskan bahwa “kejujuran” itu memang bagai “bintang”. Ada suatu cerita seorang anak lelaki bernama Fery (bukan nama sebenarnya) dia menceritakan kepada ibunya, kalau mertuanya itu sangat memanjakan ananya (cucunya). Ibu Ferry ingin sekali melihat bagaimana perkembangan cucu perempuannya, bagaimana rupanya dan bagimana lucunya yang tentu ingin diketahui oleh ibu Ferry, walaupun ibu Ferry sudah ada 4 (empat) cucu dari anak-anaknya yang lain namun untuk cucu yang satu ini, tentunya ibu ferry sangat ingin bertemu.

Tempat tinggal Ferry dengan orangtuanya memang cukup berjauhan, Ferry dengan orangtuanya jarang sekali bertemu kecuali jika ada hal-hal tertentu, misalnya hanya pada saat lebaran, jadi nyaris hanya setahun sekali bertemu. Terlebih-lebih ketika Ferry sudah menikah dan mempunyai anak, dan sempat pula ibu Ferry menengok cucunya yang baru lahir, itupun hanya sesekalinya saja. Menurut ibu Ferry ketika pada saat lebaran, Ferry tidak dapat dating oleh karena anaknya itu habis sakit, dan berbagai alas an karena situasi Jakarta yang panas dan sebagainya dan janji akan dating pada saat “Idul Adha”.

Namun ketika “Idul Adha” tiba, ternyata Ferry hanya dapat dating sendirian karena anaknya tidak boleh diajak serta, sebab musim hujan, menurut Ibu Farry, Ferry mengeluh pada ibunya kalau Ferry lama kelamaan menjadi sebal dengan mertuanya. Dapat diakatakn bahwa disinilah awal dari ketidak jujuran Ferry terhadap mertuanya, kalau saja dia mau jujur dengan mertuanya, dia tidak perlu berbicara di belakang mertuanya yakni berbicara dengan ibunya karena hal ini tentunya akan menyebabkan penilaian yang berbeda dari ibu Farry terhadap besannya.

Hal ini juga yang akan membuat suatu masalah batin yang akan mewarnai hari-hari dikehidupan Ferry, tentunya jika diluar perasaan tersebut, justru tidak menimbulkan koflik yang berarti tapi disatu pihak, Ferry akan menyimpan “bom” waktu yang suatu saat akan meledak, untuk itu mengapa Ferry sendiri tidak mau memulainya untuk membenahi keadaan tersebut bersama besannya, paling tidak seharusnya dia dapat mengungkapkan perasaannya secara jujur yang tentunya harus dengan cara baik-baik.

Memang sangat sulit untuk mengungkapkan suatu kebenaran dalam hati, karena salah-salah dapat mengakibatkan ketidak harmonissan, namun jika dilakukan dengan penuh kasih sayang dan dengan penuh komunikasi, tentunya kejujuran itu akan mendatangkan suatu kebaikan.

Tidak ada komentar: