Adanya isu tentang “kawin-cerai” hingga dibesar-besarkan oleh media infotainment baik media TV maupun tabloid, majalah dan lain-lain. Sepasang suami isteri yang telah lama menikah dan dikaruniai anak sampai sepasang bahkan 2 ataupun lebih, tidak menjadi jaminan suatu pasangang rumah tangga akan langgeng.
Jika dulu orang selalu bertanya pada sepasang suami isteri yang masih belum dikaruniai anak “kapan nih punya momongan?”. Jadi janganlah berkecil hati pada keadaan demikian karena terbukti bahwa anak tidak menjadi suatu jaminan bahwa rumah tangga akan bahagia lahir batin dan tidak menjamin pula bahwa anak dapat mempererat rumah tangga.
Padahal orang-orang dulu beranggapan, anak dapat menjadi jembatan bagi orangtua, kemungkinan bisa saja hal itu terjadi, karena terbukti oleh pasangan artis Helmi Yahya yang tidak jadi bercerai ketika semua anak-anak menyatakan tidak akan memilih ikut siapa, mereka hanya mau kedua orangtuanya rukun, memang sangat mengharukan, dan kita semua pastinya sangat berharap sekali bahwa anak-anak kita akan seperti itu.
Sayapun teringat dengan sebuah tayangan iklan rokok yang dibintangi oleh Agus Ringo yang ditanya selalu oleh sanak kerabatnya “kapan….????, kapan kawin….???” Sungguh hal itu merupakan pertanyaan yang tidak menyenangkan dan tidak membuat kita nyaman, padahal jika hal ini terdapat di Negara-negara luar Indonesia, hal ini merupakan hal yang dikatakan “Not Polite” (tidak sopan / tidak etis) jika hal itu ditanyakan oleh seseorang kepadanya, karena pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan yang sangat bersifat pribadi sekali dan sangat sensitif. Di Negara luar Indonesia, seseorang akan lebih merasa berharga bahkan bangga jika ditanyakan mengenai prestasi dan kesuksesannya dan bukan pertanyaan yang bersifat pribadi tersebut, bahkan mereka akan menjawab dengan antusias tanpa ada kesan untuk pamer, tapi dia lakukan untuk berbagi agar cara ia meraih kesuksesannya dapat dijalankan oleh semua orang. Jadi, dia sendiripun akan merasa bangga pula jika seseorang dapat sukses karena langkahnya dapat diikuti oleh semua orang. Tentu menjadi hal yang sangat berbeda bagi kita, karena sepertinya menggembar gemborkan masalah seseorang akan menjadi suatu kebanggaan, padahal hal itu sangat tidak dibenarkan dari segi etis, peraturan maupun aturan yang terdapat agama.
Kembali lagi dengan permasalahan di atas, dimana banyak orang akan lebih senang mempertanyakan “kapan kawin…???”, kemudian berlanjut “kapan punya momongan…???, wah nggak lucu dong kalau kalian Cuma berdua-dua saja???, ayo dong cepat-cepat punya momongan???”, hal tersebut dari segi psikhologis tentunya akan mempunyai hal yang tidak menyenangkan, padahal banyak juga pasangan yang sangat mendambakan momongan walaupun pada kenyataannya juga ada yang enggan punya anak, karena beberapa alasan pribadi (saya rasa hal itu sah-sah saja, jika seseorang mempunyai pilihan untuk tidak mempunyai anak?, toh yang menjalaninya kan mereka, bukan kita, sanak saudara bahkan orangtua sekalipun tidak…).
Nah yang harus dipermasalahkan adalah bagaimana jika terjadi perceraian sampai-sampai perbutan anak disana sini terjadi, yang membuat si anak tersebut menjadi bingung sendiri?, hal ini yang tak pernah terpikir oleh kita….
Hidup adalah pilihan, nah jika kita salah memilih, maka dampaknya akan sangat panjang sekali bahkan dapat merembet ke hal-hal lain, untuk itu marilah kita semua dapat berpikir dan berperan secara dewasa dan bijak, bagaimana anak-anak kita dapat bersikap bijak jika orangtuanya sendiri tidak dapat bersikap bijak?
Dewasa dalam hal ini juga berarti dapat melihat segala sesuatu secara jernih dan obyektif janganlah semata-mata hanya karena kebiasaan, dan tradisi lalu logika tidak lagi dapat dipergunakan, bukankah di zaman sekarang ini justru sudah lebih banyak orang-orang pintar?, dibandingkan pada zaman baheula dulu???. Tapi mengapa sepertinya justru budaya kita mengalami kemunduran yang sangat jauh sekali.
Marilah kita sama-sama membangun, membangun diri sebagai manusia yang bermartabat, berharga dimata dunia dan bukan manusia yang selalu dicemooh, karena segala sesuatu itu dapat berdiri adalah bergantung ditangan kita, maju mundurnya kehidupannya seseorang adalah karena diri kita bukan siapa-siapa, jika ada seseoarng dibelakang kita, disisi kita, bahkan di depan kita, walaupun tanpa mereka kita bukan siapa-siapa tapi tanpa kita berbuatpun kita tidak akan menjadi siapa-siapa.
Jadilah pemimpin bagi rakyat-rakyatmu, memimpin dengan bijak, yang tentunya kita sebagai warga yang layaknya seperti anak-anak, akan patuh dan konsekwen jika pemimpin selaku orangtua tidak bersikap semena-mena.
Semoga kesadaran akan dapat kita miliki pada saat ini juga, sekarang bukan saatnya lagi harus menyalahkan siapapun dan bukan saatnya lagi kita harus saling baku hantam, dan bukan saatnya lagi mengurus pemasalahan perseorangan yang tidak penting. Sebab jika kita hanya sibuk mengurus kepentingan pribadi seseorang, justru pada saat itulah sebenarnya kita sedang lengah terhadap fokus tujuan kita untuk membangun bangsa, karena perhatian kita teralihkan untuk hal-hal yang tidak penting, sekarang marilah kita urus segala kepentingan bersama untuk kebaikan bersama dan bukan menuju pada kehancuran….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar