Pages

Selasa, 05 Agustus 2008

"Kenyamanan" dalam "keluarga"

Memang tidak mudah membuat suatu “kebaikan” karena “kebaikan” diluar belum tentu membawa “kebaikan” kedalam. Menanam “kebaikan” seharusnyalah dari dalam dulu, dalam hal ini pada sebuah keluarga, mengapa hubungan kita dengan suami / isteri maupun kepada anak-anak harus dipenuhi dengan permusuhan, tapi dengan orang lain harus dengan bermanis-manis?? Apakah hal ini mencerminkan suatu kepalsuan? Agar orang lain lebih menyukai diri kita ketimbang keluarga sendiri?.
Tanpa kita sadari sebenarnya keluarga adalah pondasi, suatu pondasi pada suatu bangunan, bahwa bangunan tersebut akan berdiri kuat dan kokoh jika suatu “keluarga” nya utuh, demikian juga dengan pembangunan pada suatu Negara, bahwa bagaimana mungkin suatu Negara akan dikatakan aman, tenteram dan sehat jika pondasinya lemah, yang tentunya semua hal tersebut diawali dari kenyamanan diri seseorang yang tentunya diperoleh dari suatu “keluarga” yang memberi kenyamanan.
“Kenyamanan” kata-kata inilah yang memberikan kesejukan sejati dalam diri setiap manusia, bahwa kenyamanan hati akan membuat seseorang mempunyai semangat dalam dirinya, seseorang akan merasa berarti hidupnya jika memperoleh kenyamanan dalam hidup, yang sudah tentu rasa nyaman tersebut berasal dari dalam hati yang diberikan dari keluarganya.
Makna “keluarga” memang cukup teramat besar mempengaruhi hidup setiap insan, dia diibaratkan sebagai sarana tempat seseorang akan kembali setelah seharian penuh berada di luar rumah, dia adalah tempat kita kembali jika kita berada dalam kesulitan lahir batin, untuk itu bagaimana kita akan mencari “kenyamanan” lain jika di luar sendiri sudah tidak lagi memberi “kenyamanan”, dan ketika berada di dalam “keluarga” lalu “kenyamanan” tersebut justru tidak akan pernah didapat.
Bagaimana seorang anak dapat melarikan dirinya ketika dia dapati suatu masalah besar dalam dirinya ketika keadaan di luar rumah justru tidak akan pernah mau menerima kita jika kita berada dalam keadaan yang sulit?, kalaupun ada, tentunya tidak akan pernah memberikan suatu kebahagiaan. Dan jika menemukan kebahagiaan diluarpun sifatnyapun semu, yang tentunya tak sehangat ”kebahagiaan” yang dia peroleh di keluarga.
Dalam hal inilah makanya “keluarga” sangat berperan penting dalam kehidupan seseorang, bahwa baik buruknya orang tersebut tentunya berasal dari keluarganya, karena seseorang dilahirkan untuk hidup pertama kalinya berawal dari suatu “keluarga” dan bukan dari dunia di luar rumah. Seorang anak terbentuk karakternya, sifatnya, adatnya , kecerdasannya tentu kesemuanya berasal dari “keluarga”.

Tidak ada komentar: